PBB: 2018 Jadi Tahun Terpanas untuk Bumi

pemanasan global

topmetro.news – Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan kepada ribuan delegasi untuk bergerak cepat mencegah dampak pemanasan global dan perubahan iklim. Hal itu disampaikannya dalam pidato pada Konferensi Perubahan Iklim Internasional PBB atau COP-24.

“Bahkan ketka kita menyaksikan dampak perubahan iklim yang merusak dan menyebabkan malapetaka di seluruh dunia, kita masih belum melakukan langkah yang cukup. Belum bergerak cepat, untuk mencegahnya,” kata Guterres, di COP-24, yang berlangsung di Kota Katowice, Polandia, Senin (3/12/2018).

Dalam konferensi itu, PBB menyebutkan bahwa 2018 akan menjadi tahun ke-4 terpanas di Bumi dengan kenaikan suhu 5-9 derajad, di sepanjang abad ini. Pembakaran bahan bakar minyak, gas dan batu bara menjadi penyebab utama.

BACA JUGA: Hujan Setelah 500 Tahun, Kehidupan di Gurun ini Malah Punah

Atasi Pemanasan Global

Ahli lingkungan terkenal dari Inggris, Sir David Attenborough, mengatakan fenomena perubahan iklim dan pemanasan global akan meruntuhkan peradaban manusia dan kepunahan besar dunia, dan penyebab utamanya adalah manusia.

Terkait dengan upaya menekan pemanasan global dan perubahan iklim, Bank Dunia menginvestasikan US$200 miliar atau sekitar Rp3 triliun untuk mendanai aksi mengatasi perubahan iklim dari 2021-2025. Dana tersebut, untuk membantu negara-negara mengurangi emisi gas rumah kaca dan efek pemanasan global.

Dana tersebut sesuai dengan rencana investasi lima tahun yang diberlakukan setelahg Perjanjian Iklim Paris, pada 2015.

Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, mendesak lembaga keuangaan lainnya untuk mengikuti jejak memberikan investasi untuk mengatasi perubahan iklim. Menurutnya, dampak dari perubahan iklim dan pemanasan global akan sangat memukul terutama pada orang-orang miskin.

“Kami mendorong semua pihak berbuat lebih banyak dan cepat. Kami menyerukan komunitas global untuk melakukan hal yang sama,” kata Jim.

Tahun ini, Bank Dunia mengucurkan US$20,5 miliar untuk berbagai aksi mengatasi perubahan iklim. Hal ini sesuai dengan target yang dijanjikan untuk tahap awal pelaksanaan Perjanjian Iklim Paris.

Butuh Lebih Banyak Dana

Bank Dunia memutuskan bahwa ke depan, dana tersebut akan lebih bayak dibutuhkan, mengingat laporan dampak perubahan cuaca dalam dua tahun terakhir sangat mencemaskan.

Dijelaskan, dari US$200 miliar yang akan diinvestasikan, sumber dananya 50% berasal dari Bank Dunia dan 50% lagi adalah pinjaman dan bentuk lainnya. Dana akan digunakan untuk menyediakan sistem peringatan dini dan prakiraan cuaca berkualitas tinggi, yang diharapkan dapat membantu 250 juta orang di 30 negara berkembang mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrim.

Selanjutnya, investasi akan dikucurkan untuk program “pertanian pintar” yang lebih baik dan disesuaikan dengan perubahan cuaca. Hal ini diharapkan akan membantu melindungi produksi pangan di beberapa negara berkembang dan melindungi 120m hektar hutan.

sumber: beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment